fbpx

Sektor Perumahan Diyakini Mampu Pulihkan Ekonomi

0

Aktivitas pembangunan perumahan di Bogor, Jawa Barat, Selasa (23/10/2018). Target penyaluran Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) pada tahun 2018 sebanyak 58.672 unit, tapi FLPP yang disalurkan masih jauh dari angka tersebut, hingga kuartal ketiga tahun 2018 FLPP yang disalurkan masih sekitar 30 persen. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/aww.

Rentfix.com – Kolaborasi berbagai entitas keuangan dan perumahan diyakini dapat mengakselerasi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang saat ini menjadi fokus pemerintah untuk menggerakkan ekonomi dalam negeri. Potensi dan daya ungkit dari dua sektor tersebut, dinilai sangat besar terhadap perekonomian nasional.

Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu), Suahasil Nazara, mengatakan, program PEN merupakan bagian dari kebijakan luar biasa yang ditempuh pemerintah untuk memitigasi dampak pandemi Covid-19.

Terutama, dampak terhadap ekonomi yang mengalami penurunan tajam akibat virus tersebut. Program PEN juga digelontorkan untuk industri perumahan mengingat dampak lanjutan yang besar dari akselerasi di sektor tersebut.

“Untuk itu, sektor perumahan perlu terus melakukan terobosan dan instrumen baru karena sektor ini punya multiplier effect terhadap 170 industri lainnya.

Kami harapkan dengan upaya tersebut dapat meningkatkan permintaan dari sektor lain sehingga mendorong pemulihan ekonomi,” jelas Suahasil dalam webinar bertajuk ‘Sinergi untuk Percepatan Pemulihan Sektor Perumahan‘ di Jakarta seperti dilansir dari Beritsatu, Rabu (29/7/2020).

Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kempupera), Eko D Heripoerwanto, menjelaskan, Kempupera telah menggelontorkan berbagai skema kredit pemilikan rumah (KPR) bersubsidi, seperti subsidi selisih bunga (SSB), fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP), dan bantuan pembiayaan perumahan berbasis tabungan (BP2BT).

“Skema tersebut diberikan untuk mendongkrak industri perumahan subsidi di tanah air. Kami meyakini langkah strategis tersebut, akan mempercepat pemulihan sektor perumahan yang juga akan berpengaruh pada ekonomi nasional,” kata Eko.

Hingga kini, pemerintah memang telah memberikan berbagai stimulus untuk mendongkrak sektor perumahan. Stimulus tersebut diberikan untuk menggarap angka backlog perumahan di Indonesia sekaligus mengakselerasi program PEN.

Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Pahala Nugraha Mansury, menjelaskan, sebagai salah satu entitas perbankan dalam ekosistem perumahan ini, adanya keberpihakan pemerintah mulai dari aturan hingga penempatan dana negara menjadi angin yang segar.

“Kredit yang di alirkan Bank BTN, juga memiliki dampak ekonomi jangka panjang. Sebab, kredit tersebut akan menjadi tempat tinggal yang dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Tidak hanya itu, kredit yang disalurkan ke sektor perumahan pun akan memberikan multiplier effect terhadap sekitar 177 subsektor industri lainnya,” jelas Pahala.

Menurut Pahala, Bank BTN sendiri tercatat telah menerima dana negara sebesar Rp 5 triliun pada medio Juni 2020. Seluruh dana negara yang telah ditempatkan pemerintah tersebut, diprediksi akan terserap habis pada akhir Juli 2020. “Kami meyakini perseroan bisa menyalurkan total kredit sebesar Rp 15 triliun dari dana negara tersebut sebelum akhir September 2020,” tegasnya.

Pahala melanjutkan,hingga kini sektor perumahan di tanah air, baru memberikan kontribusi terhadap PDB Nasional sebesar 2,77 persen. Posisi tersebut jauh di bawah kontribusi properti di negara kawasan Asean lainnya yang berkisar 8 persen hingga 23 persen.

“Sehingga, kami berkomitmen akan terus mendukung pengembangan sektor perumahan. Apalagi di masa pandemi ini, rumah menjadi tempat berlindung paling aman bagi masyarakat Indonesia,” tandas Pahala.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *