fbpx

Setelah Pandemi, Desain Hunian Sekaligus Ruang Kerja Bakal Ngetren

0

Rentfix.com – Pandemi Covid-19 membuat pemilik rumah mengubah tata letak hunian mereka. Beberapa memanfaatkan sisa ruangan di dalam rumah menjadi ruang kerja pribadi. Bahkan ada yang membuat ruang kerjanya sendiri di ruangan khusus.

Pada awalnya orang-orang melihat kebutuhan akan ruang kerja di rumah hanya bersifat sementara sampai pandemi usai. Namun akhir-akhir ini, banyak orang yang mulai menyesuaikan dan menyiapkan diri untuk bekerja dari rumah secara permanen.

Meski begitu, satu hal yang perlu dipertimbangkan adalah menjadikan ruangan tersebut bukan hanya sekadar ruangan kerja sementara selama pandemi, namun menjadi kantor permanen.

Rumah ke depannya diperkirakan harus berfungsi penuh untuk mendukung suasana kerja. Ruangan kerja sebaiknya didukung dengan perabot yang mendukung, seperti kursi, meja kerja, hingga pencahayaan yang sesuai.

“Mereka menginginkan ruangan khusus yang dipersonalisasi untuk kantor mereka,” kata CEO KB Home Jeff Mezger seperti dilansir dari Kompas.com dari laman Forbes, Sabtu (8/8/2020).

Mezger mengatakan, sebanyak 40 persen dari penduduk Amerika Serikat (AS) saat ini menerapkan imbauan untuk bekerja dari rumah atau work from home (WFH).

Bahkan baru-baru ini perusahaan raksasa teknologi Google mengizinkan karyawannya untuk bekerja dari rumah setidaknya hingga Bulan Juli 2021.

Selain itu, selama pandemi banyak orang yang mulai mencari cara untuk mendapatkan penghasilan secara mandiri tanpa harus menggantungkan diri pada perusahaan.

Untuk memenuhi permintaan ini, Mezger mengatakan pihaknya menyediakan paket home office yang mencakup area kerja dengan lemari built-in.

Kemudian paket kelistrikan yang ditingkatkan, outlet USB, outlet pengisian daya, koneksi data, pencahayaan khusus, jendela tambahan, area kedap suuara, dan lainnya.

Fitur-fitur ini, menurut Mezger berguna bagi para profeesional yang sering mengadakan rapat secara daring maupun bagi pelajar. Konsep hunian kantor ini diharapkan mulai diterapkan oleh para pengembang perumahan lainnya sebagai salah satu perubahan budaya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *