Era New Normal, Fungsi Rumah Tak Lagi Hanya sebagai Tempat Tinggal
Rentfix.com – Sejak virus corona mewabah, fungsi rumah tak lagi sekadar tempat tinggal, tapi juga untuk tempat bekerja hingga belajar. Hal itu terjadi menyusul diberlakukannya kebijakan karantina mandiri oleh pemerintah guna mencegah penularan Covid-19.
Bahkan, meski saat ini pemerintah telah melonggarkan beberapa pembatasan dan masyarakat tengah menjalani fase kehidupan new normal, keadaan tak akan sepenuhnya sama seperti sebelum pandemi. Sebagai contoh, sektor bisnis yang sudah kembali beroperasi sejak minggu pertama bulan Juni.
Kewajiban mematuhi protokol physical distancing membuat perusahaan harus membatasi jumlah karyawan yang masuk. Ini artinya, kegiatan work from office belum sepenuhnya berjalan dan kebijakan work from home untuk beberapa perusahaan masih akan berlanjut.
Begitu pula dengan sektor pendidikan yang menerapkan sistem belajar dari rumah. Untuk hal ini, belum ada kabar kapan sekolah atau kampus akan dibuka lagi.
Berkaca dari situasi tersebut, tak sedikit orang mulai berpikir untuk mencari hunian yang tak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal, tapi juga mampu menunjang produktivitas, kesehatan, dan kesenangan penghuninya. Berikut merupakan prediksi hunian masa depan yang diungkapkan sejumlah desainer interior dalam Architectural Digest, Jumat (22/5/2020).
Kembali ke gaya tradisional
Rumah bergaya modern dengan konsep open space (denah terbuka) memang populer karena berbagai pertimbangan. Salah satunya, memberi kesan lebih luas. Namun, di masa pandemi, hunian seperti itu mungkin akan ditinggalkan.
Konsep rumah masa depan bakal kembali ke desain tradisional dengan denah ruang yang terdefinisikan secara jelas dari segi fungsinya. Misalnya, kamar hanya untuk tidur, bukan untuk bekerja. “Keuntungan rumah berkonsep tradisional adalah memungkinkan adanya demarkasi yang berbeda antara rumah dan kehidupan kerja,” kata desainer interior asal New York, Amerika Serikat, Daun Curry.
Punya banyak ruang
Kembalinya tren hunian bergaya tradisional sekaligus mengartikan bahwa rumah nantinya akan memiliki ruang lebih banyak, terutama bagi pasangan yang memiliki anak. Hal tersebut perlu dipertimbangkan mengingat kegiatan work from home diprediksi akan menjadi kenormalan di kemudian hari.
“Konsep denah terbuka mungkin tidak bekerja dengan baik jika lebih dari satu orang bekerja dari rumah atau jika anak-anak berisik sehingga konsep ini dapat disempurnakan dengan partisi untuk mendedikasikan ruang bekerja atau kantor di rumah,” ucap Kepala Sekolah William Duff Architects, Jim Westover.
Menunjang work from home
Selain kembali pada konsep tradisional, prediksi hunian ke depan diharapkan mampu menunjang produktivitas orang-orang yang bekerja dari rumah. Sebut saja bisa menempatkan peralatan kantor macam meja dan kursi yang sesuai.
“Ketimbang bekerja di ruang makan atau ruang keluarga bersama anak-anak, memiliki ruang kerja sendiri jauh lebih baik karena seseorang bisa produktif selayaknya saat ia berada di kantor,” kata arsitek asal San Francisco, Andrew Mann.
Punya area untuk olahraga
Seperti diketahui, pembatasan sosial akibat wabah virus corona juga berdampak pada ditutupnya sejumlah ruang terbuka hijau dan tempat-tempat kebugaran. Alhasil, kegiatan olahraga pun hanya bisa dilakukan dari rumah.
Selain itu, mengingat olahraga menjadi salah satu cara menjaga kesehatan di tengah pandemi, tak sedikit orang yang melakukan aktivitas ini hampir setiap hari.
Westover kembali mengatakan, gym di rumah kini nyaris sama pentingnya dengan kantor di rumah. Apalagi, kesadaran orang akan kesehatan semakin tumbuh. Karena itu, rumah-rumah masa depan diprediksi akan memiliki area khusus untuk berolahraga.
Memiliki area terbuka berkonsep alfresco
Akses udara segar menjadi kebutuhan penting. Maka dari itu, hunian yang memiliki area terbuka berkonsep alfresco juga diprediksi akan menjadi salah satu tren rumah masa depan karena mampu meningkatkan kenyamanan penghuninya.
Alfresco sendiri berasal dari bahasa Italia yang berarti di luar ruangan. Contohnya, balkon, teras, taman, atau halaman belakang dengan rumput hijau yang dapat difungsikan sebagai tempat rekreasi, berolahraga, atau area bersantai minum kopi.
Di Indonesia sendiri, sejumlah pengembang properti sebenarnya sudah menyediakan hunian berkonsep seperti yang disebutkan pada poin-poin di atas. Sebut saja Sinar Mas Land dengan beberapa contoh klaster hunian, seperti The Mozia – Amarine, Greenwich Park – Caelus, Greenwich Park – Whelford, dan Nashville.
Mengusung konsep tropical urban living, produk hunian dari Sinar Mas Land tersebut akan membuat penghuninya merasakan hidup di lingkungan asri. Hal itu dilihat dari desain jendela dan pintu yang berukuran besar sehingga sirkulasi udara menjadi lancar dan memungkinkan sinar matahari masuk ke dalam rumah. Nuansa hijau pun mendominasi lingkungan sekitar hunian seperti dilansir dari Kompas.com.