Sebelum Beli Ruang Usaha, Cermati Rekomendasi Berikut Ini
Rentfix.com – Digitalisasi telah merambah seluruh sektor. Bukan lagi sekadar tren, melainkan sudah menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.
Mulai dari sektor transportasi daring (online), pemesanan kuliner daring, belanja pakaian dan kosmetik daring, hingga pertemuan bisnis dan halal bihalal pun dilakukan secara daring.
Memudahkan, dan efisien dari segi waktu, biaya, dan juga mampu mendorong inovasi sekaligus produktivitas. Hal inilah yang kemudian mendorong kemunculan pebisnis- pebisnis pemula untuk memulai usaha rintisan, dan juga meningkatkan semangat pebisnis senior untuk melakukan ekspansi usahanya.
Apalagi krisis Pandemi Covid-19, diakui atau tidak, telah memaksa sebagian besar dari kita untuk terus produktif, kreatif, dan inovatif agar dapat tetap relevan dengan perkembangan pasar.
Tentunya, upaya-upaya positif tersebut akan dibarengi kebutuhan ruang usaha representatif yang mendukung langkah bisnis tersebut. Namun, sebelum Anda membelanjakan modal untuk ruang usaha yang dibutuhkan, ada baiknya memperhatikan sejumlah tips yang direkomendasikan PT Summarecon Agung Tbk.
Dalam dunia properti, Executive Director PT Summarecon Agung Tbk Albert Luhur mengakui, lokasi masih menjadi salah satu pertimbangan, meskipun bukan lagi yang utama.
“Lokasi memang penting, terlebih jika dapat diakses dengan mudah, baik melalui transportasi publik, kendaraan pribadi, maupun didukung oleh infrastruktur konektivitas seperti jalan tol, kereta rel listrik, dan lain-lain,” ujar Albert.
Menurut Albert, ada sejumlah faktor lainnya yang harus dipertimbangkan menjadi satu kesatuan tak terpisahkan dalam membeli ruang usaha. Pertama aspek legal. Perhatikan perizinan dan peruntukkan ruang usaha tersebut, termasuk izin mendirikan bangunan (IMB).
“Kelengkapan legalitas ini penting demi kelangsungan dan masa depan bisnis Anda. Jika seluruhnya lengkap, Anda akan merasa lebih nyaman untuk melanjutkan bisnis,” kata Albert.
Faktor kedua adalah reputasi dan rekam jejak pengembang. Menurut Albert rekam jejak tak kalah penting, bagaimana pengembang menjalankan komitmennya sesuai dengan yang dijanjikan.
“Sekali membuat cacat atau tidak memegang komitmen sesuai janji, maka seumur hidup orang tidak akan percaya. Itulah pentingnya bagi Anda untuk selalu melihat rekam jejak dan reputasi pengembang,” imbuh Albert.
Berikutnya adalah harga dan kaitannya dengan prospek masa depan. Albert merekomendasikan ruang usaha dengan harga yang sesuai skala dan volume usaha yang akan maupun sudah dijalankan.
Berbisnis di sektor industri kreatif, kuliner, fashion, dan jasa, tentu berbeda dengan industri barang berat (manufaktur) dan sembako. Kebutuhan ruangnya pasti berbeda.
Namun, Albert menekankan, bisnis apa pun yang mengandalkan teknologi digital sebagai alat pendukung, akan membutuhkan fleksibilitas. Kemudian diikuti prospek masa depan dengan memperhitungkan pasar potensial (potential market) dan pasar pasti (captive market).
“Ruang usaha boleh murah, tapi kalau tidak ada prospek, tidak ada potensi pembeli, itu juga bukan keputusan yang tepat,” imbuh dia. Albert mencontohkan Srimaya Commercial dipasarkan dengan harga kompetitif mulai dari Rp 375 jutaan, dikelilingi klaster-klaster perumahan yang dihuni oleh hampir 1.000 kepala keluarga.
Para penghuni klaster inilah potensi pembeli yang akan mendukung perkembangan usaha Anda. Faktor selanjutnya adalah lokasi yang masih menjadi mantra sakti di kalangan pebisnis properti. “Lokasi yang tepat akan sangat menentukan masa depan usaha Anda.
Tidak perlu harus di pusat bisnis Jakarta sebagai ibu kota negara. Lokasi yang berkembang dan menjanjikan prospek pertumbuhan harus menjadi pertimbangan,” tuntas Albert.